Senin, 25 Oktober 2010

Berburu Ide

18112010-Rumcay, 14:42 WIB
Saya berani mengatakan bahwa masalah yang paling berat yang kalian alami saat menulis adalah Menemuka IDE (sengaja saya tulis capital, penanda betapa fundamentalnya sebuah ide). Pertanyaan yang sering saya dengar adalah bagaimana menemukan ide? Ide itu sulit sekali dicari, benarkah? sudah bermiditasi, ide itu juga tak juga datang?! (Saya bertaruh itu pertanyaannya bukan?)
Kita akan mengulas bagaimana cara berburu ide. Saya lebih suka menggunakan kata berburu karena berburu itu lebih mengasyikkan ketimbang mencari. Saya sarankan kalian memperbaiki posisi duduk kalian, ide itu terkadang suka muncul saat kita dalam mood yang baik. Mood yang baik bisa dipancing dengan kenyamanan yang kita buat. Punya beberapa camilan rasa apa saja? kalau tidak ada saat ini, itu tak masalah. Tapi saya punya satu saran buat kalian, ini hanya antara kita saja.
“ Good food for good mood!”
Kita akan memulai perburuan. Untuk memburu ide kalian juga harus menggunakan semua panca indera yang kalian miliki (ini tidak berlaku bagi yang merasa punya kelebihan indera). Tanpa menggunakan semua panca indera kalian. Kalian tak akan mampu menemukan buruan kalian dengan mudah. Saat menumukanpun buruan kalian akan mudah kabur dari cengkraman kalian.
1. Gunakan indera penglihatan.
Awasi sekeliling kalian. Ada banyak sekali sebenarnya ide yang berserakan disekitar kalian. Hanya saja kita teralu malas untuk mengamatinya. Mandel, si jenius yang dinobatkan sebagai bapak genetika. Mendpatkan hadiah nobel karena bermula dari pengamatanya akan sekitarnya. Kalau saja kalian lebih peduli, kalian juga punya kesempatan yang sama untuk mendapatkan hadiah nobel. Kita kan sama-sama makan nasi?
2. Gunakan indera pendengaran.
Dengar setiap obrolan orang yang ada di dekat kalian, tanpa kalian sadari ide juga bisa muncul dari pembicaraan mereka baik keluhan, masalah atapun kabar bahagia dari orang-orang disekitarmu sangat mungkin untuk dijadikan sebuah tulisan fiksi. Karena pada dasarnya tulisan fiksi adalah perangkuman sejumlah konflik.
3. Menyatukan indera perasa,peraba dan penciuman.
Suatu cerita yang bagus adalah saat dimana penulis bisa mengajak pembaca membayangkan isi cerita. Untuk melakukan itu tentu penulis harus begitu mahir mendeskripsikan apa yang hendak disampaikan. Sebagai contoh: untuk menggambarkan suasana TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
“Udara pengap dan bau tak sedap merambat cepat memenuhi seluruh penciumanku. Rasa jijik begitu meminimalisiri perasaan nyaman dalam benak….” Itu hanya contoh, dengan menjelaskan dari bau, rasa dan suasana. Dari penggabbungan itu, pembaca bisa ikut merasakan dari apa yang dimaksud penulis.
Satu lagi yang hendak saya ingin sampaikan. Kalau tadi adalah senjata kalian. Maka tempat berburu kalian ada di beberapa tempat. Silahkan ditambahkan sendiri kalau anda punya lebih banyak dari saya!
1. Saat menonton siaran televisi dan flim
Perkenalkan saya adalah seorang sufi ( Suka nonton flim). Saya menghabiskan banyak waktu longgar saya untuk “belajar” dari sebuah flim. Bagi saya flim itu juga merupakan sebuah tulisan hanya saja dalam bentuk visual. Dari flim saya mampu menangkap beberapa pencerahan untuk hidup saya pribadi (tergantung flim apa yang kalian tonton). Secera tidak langsung saya juga jadi menemukan ide tanpa saya minta. Enak sekali! sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Mendapatkan kenikmatan menonton dan mendapatkan ide. (bagi yang tidak suka menonton itu jelas tidak berlaku).
2.Saat membaca buku
Jangan katakan kalian penulis kalau kalian tidak suka membaca. Kalau kalian tidak suka membaca. Saya sarankan anda menghentikan membaca ini dan pergilah dari pelatihan ini. Dan simpan mimpi anda untuk menjadi penulis.
Tanpa membaca kalian akan miskin ide. Ceritanya kalian akan itu-itu saja. membosankan. Dan menjadi penulis kreatif itu hanya angan-angan yang sangat muskil tergapai. Lalu bagaimana? Hanya satu kalau kalian ingin kaya ide, jadilah pembaca omnivore-pembaca yang membaca semua jenis karya-.
Semua orang sudah sepakat menjodohkan menulis dengan membaca. Jadi jangan ganggu ketentraman keluarga mereka. (Perlu kalian tau mereka sudah punya dua anak, ilmu dan Karya!
3.Percakapan
Percayalah banyak ide muncul dari percakapan sehari-hari. Hanya kita yang kurang mampu menangkapnya. Waspadalah!
4.Artikel Koran dan Majalah
Koran dan majalah akan membuat kalian menemukan ide yang sangat luas. Kalau kalian enggan, selamat kalian akan mendapat gelar pecu (penulis cupu).
5.Jalan-jalan
Untuk menghidupkan sebuah suasana dari apa yang hendak kalian deskripsikan. Kalian tentu saja sudah harus pernah ke sana. Kalian tak mungkin mengada-ada. Mungkin sekarang sudah bisa diganti dengan mencari data yang dibutuhkan akan suatu informasi dari buku literatur atau internet. Tapi rasanya akan jauh berbeda ketika kalian pernah kesana dibandingkan belum pernah. Pembaca akan lebih merasakan feel dari suatu yang anda ceritakan ketika kalian memang pernah benar-benar pernah ke tempat dari cerita kalian. Ini sesuatu keajaiban dalam kepenulisan. (saya sendiri tak tau kenapa).
6.Internet
Kalau ini semua pasti akan berteriak “Hooore!”. Siapa yang tak betah-betah berada di depan layar laptop saat sedang berselancar di dunia maya. Apalagi dengan menggunakan bantua mbah google semua bisa dengan mudah dicari. Tinggal bilang “ mbah saya mau cari info tentang ini, tolong dibantu ya!” dengan sedikit menambahkan mantra dari Pak tarno, maka mbah google akan mengabulkan permintaan kalian. “Bim salabim jadi apa prok-prok” informasi yang kita inginkan akan muncul.
Mudahkan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar