Senin, 25 Oktober 2010

3 Cinta dalam Imajinasi

Norah Jones, Dee dan Hinata. Aku memaksakan ketiganya menjadi sejajar untuk mengisi hari-hariku. Norah Jones adalah penyanyi jazz yang suaranya membuat siapapun merasa seperti disapa. Dee dengan Supernova dan Rectoverso telah merubah Dee menjadi sosok penulis yang selalu dihati. Terkahir adalah Hinata, tokoh di manga Naruto. Tokoh imajiner yang sudah kujadikan kecengan sejak SMA.
Aku selalu berfikir bahwa aku tak harus melihat sosok asli mereka. Norah Jones itu orang mana. Dee itu beragama apa. Kenyataan bahwa Dee adalah seorang istri dari siapa. Fakta bahwa Hinata hanya tokoh dalam sebuah cerita. Aku tetap ingin mereka sesuai imajinasiku. Lekat tak bergerak.
Biarlah aku membayagkan bahwa Norah Jones adalah wanita dewasa yang cantik, mengayomi dan penuh perhatian. Norah Jones memiliki segudang cinta yang akan selalu dibagikan kepada semua yang mendengarkan lagunya.
Dee dalam bayanganku layaknya wanita berusia dua puluh tahunan. Sosok jenius yang mampu membuat semua tampak berkelas dalam ceritanya. Cerita-ceritanya seolah hanya ditunjukkan kepadaku. Aku seperti memiliki tulisan-tulisannya, masuk dan merasakannya. Dee penuh keromantisan dalam bertutur kata dan mendedangkan lagunya. Bukan menciptakan lagu murahan dan klise. Tapi Dee membuat cinta jadi terasa berbeda.
Berbeda dengan Hinata. Aku tau sosok dari Hinata. Gadis pemalu, kurang PD dan rasa cinta yang tersembunyi. Aku telah mengimajinasikan Hinata sebagai sosok nyata yang ada di dunia nyata. Jangan sebut aku aneh atau autis. Aku sendiri tak tau kenapa itu terjadi. Hinata sudah bertahun-tahun mengisi cinta dalam hidupku sekalipun lagi-lagi itu hanya imajinasiku saja.
Aku selalu berharap ada sosok Hinata dalam kehidupan nyata. Aku ingin dikagumi diam-diam tanpa aku ketahui. Itu membuatku laksana pria istimewa. Dan gadis pemalu seperti Hinata telah berubah menjadi kriteria khusus seorang wanita menurutku.
25102010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar