Jumat, 25 Februari 2011

Malam Ronda bersama akhiran "a"

Hari kemarin adalah hari padat merayap. Kadang suka sesek juga. Satu belum selesai, satunya belum kesentuh. Untungnya kemarin ketemu banyak orang. KetemuAna yang menemani dari siang sampai malam Dari jam sepuluh siang sampai jam sepuluh malam.
Ketemu Atna, Ketemu Fatma-he? Kok semua berakhiran “a”?-
Aku jadi lebih mengenal mereka. Fatma pengecualian. Kalau Fatma sudah kukenal baik buruknya. Dalam luarnya.
Baik ku gambarkan rangkuman tentang mereka yang kulihat kemarin:

Ana
Kesepian teman paling setia
Kesendirian tak henti menyapa
Hidup adalah cinta
Cinta adalah setia
Cinta adalah lara
Lara yang terus menganga
Pangeran sempurna berada sangat dekat
Tapi tak mungkin lekat
Kekasih pujaan hanya sahabat
Dalam sekerat
Kesetiaan…
Penantian…

Atna
Segala ada
Segala nyata
Itu bukan fana
Teman itu laksana yoyo berputar
Sejauh apapun kita melempar
Benangnya tertarik juga ketangan kita
Tak akan sanggup pergi jauh
Pengabdian itu keharusan
Perjuangan itu keikhlasan

Fatma
Kupu malam yang terang disaat gelap
Hinggap di remang
Redup tanpa cahaya
Semakin dekat semakin kuat sinarnya
Menebar keirian
Menyemai kecemburuan
Meredupkah terangmu?

Ronda di siskampling Pondok Cabe benar-benar membuatku merasa berbunga-bunga. ku tak tau obrolan tentang cinta,jatuh cinta dan patah hati. Tapi setidaknya aku pernah “merasa” mengalaminya.
Ketawa itu memang teman setia menangis. Aku merasa kuat setelah kemarin. Sayangnya kemarin ada akhir. Padahal aku tak ingin berakhir. Masih ingin terus bercerita hingga malam lelah menemani. Membicarakan apa saja. Menghina siapa saja. Menertawakan diri sendiri. Merutuki kebodohan masa lalu.
Pakai XL juga ya?
Februari 2011

Rabu, 23 Februari 2011

CWC Farewell Party

Makan pagi di setengah siang hari. Niat awal adalah makanan sehat penuh gizi. Menjalankan progam di zaman Pak Soeharto 4 sehat 5 sempurna. Tapi...Tapi yang adalah makanannya jauh dari kata layak. Mirip makanan di pesantren. Nasi bikinan Mas Ashif kurang mateng. Timun irisan bintang yang kubuat diaku-aku sebagai sayur

Percayalah itu Mas Ashif yang kita kenal.



Aku merasa ini boy band banget-versi cupu-
Wah ini aku udah teriak-teriak "Jangan lama-lama, kita masih harus ke Movie Box jam setengah satu."
Pas direrptile. Fatma melayang entah kemana. Mas Ashif, Helmy, Ana dan Mas Sobat malah asyik menggumam."Kok ularnya kayak bantal. Empuk gitu."


Bukan pununggu pohon. Sumpah!
Beruang yang lagi leze-leze.
Aku ingin ikut foto di gua ini.
Perahu bangau, biarkan kenangan mengapung bersamanya.

Lomba perahu kayuh bangau vs bebek vs gajah. Mirip bom-bom car. Cuma lebih menakutkan kalau sampai guling perahunya! 
Fatma suka teriak"Sopirku nggak bisa nyetir. Tolong!"
Kita ngasih jeruk yang nggak dikupas. Ada yang nyeletuk "Nanti kalau keracunan gimana?"
Karena takut maka kami meninggalkan kuda nil raksasa ini kembali sendirian di pojok Gembiraloka. Keesokan harinya berharap tidak ada berita di koran mengenai matinya kuda nil raksasa Gembiraloka akibat keracunan jeruk.
Ini anak CWC sudah di Movie Box. Mas penjaganya sempet nyindir atas keterlambatan kami. Aku cuma mengelus dada. Kubilang juga apa?
Fatma dibelakang merem-melek(melek kalau keadaan normal.Kalau udah bunyi klinting-klinting, tanda setan muncul maka meremlah dia). Mas Ashif juga sempet teriak - teriak. Aku harus jujur,  aku juga iya. Helmy dan Mas Sobat malah sibuk berlindung dari dingin AC.


Akhir yang indah setelah menghabiskan uang kas CWC. Lalu merayu Mas Iim untuk mengganti semuanya. hahaha!
23Februari2011