Minggu, 19 Juni 2011

Uang yang Menyekat

Awalnya sudah punya ide untuk menulis ini. Tadi pagi semakin dikuatkan dengan kisah teman yang memperjuangan untuk mendapatkan kartu ujian (kalau temanku membacanya semoga memberikan semangat baru). Berbagai halangan tak menekuk semangatnya. Hingga aku sadar uang lebih menentukan banyak hal dibanding yang kukira.
Kalau aku ditanya, “Andaikan aku punya banyak uang apa yang akan kulakukan?”
Aku akan menjawab, “ Aku akan melemperkan semua uang yang kugenggam dengan sembarangan.” Bagiku buat apa selembar kertas itu? bahkan rayappun tak tertarik memakannya. Lebih baik dihina sebagai orang punya uang yang gila ketimbang orang gila uang. Bukannya hukum peruangan mengatakan orang yang punya banyak uang tak pernah salah. Bagi mereka peraturanya adalah kalau salah disuap menjadi benar dan benar akan semakin terlihat benar karena uang mereka. 
Banyak orang hebat tidak lahir dari rahim uang. Justru mereka lahir dari dimensi tanpa uang. Perjuangan mereka bukan tentang uang. Hidup mereka bukan tentang uang. Cinta mereka tak tergadai oleh uang. Orang terkasih mereka taktersingkir oleh uang. Mereka yang demikian abadi pada sejarah yang setia mengenang mereka. Dari generasi ke generasi meberikan inspirasi yang semakin tajam menginjeksi semangat banyak orang.
Bandingkan dengan mereka yang terkurung pada dunia uang (entah dalam bentuk apapun). Mereka hanya lahir untuk menguasai generasinya. hidup hanya demi uang sedangakan matinya tak sanggup membawa uangnya. Seperti debu tersapu angin yang tak meninggalkan jejak .
Memang dengan uang kita bisa membeli apapun yang kita inginkan. Mobil mewah dengan mudah bisa dibawa pulang. Rumah megah bisa dihuni dengan menukarnya dengan uang. Tapi ingatlah uang yang berlimpah hanya akan melahirkan keserakahan. Rasa ingin lebih dan lebih hingga menggandaikan banyak hal yang disekitarnya. Banyak anak yang lupa wajah ayahnya karena hampir selama hidupnya yang dia ketahui ayahnya adalah figure maya. Ayah hanya berbentuk uang. Banyak istri yang menua tanpa punya kuasa mendapatkan haknya sebagai istri. Banyak Ibu yang menghabiskan residu umurnya di kursi goyang dengan penantian panjang untuk anaknya yang merantau.
Sedangkan tanpa uang hanya akan melahirkan iri dan dengki. Betapa berserakannya berita di media tentang bagaiamana seseorang berubah menjadi malaikat pencabut nyawa hanya karena tuntutan uang. Kalau saja kita diberi kempauan melihat, mungkin saja di uang tertempel banyak syetan yang menjerumuskan. Hingga satu sentuhan saja sanggup melunturkan iman.
Baginda Rasulullah juga sudah mewanti pada kita untuk berhati-hati pada tiga perkara yang seperti lingkaran syetan;Harta, tahta, dan wanita. Tiga perkara yang menjerumuskan sekian banyak orang suci.
Untuk temanku (entah siapapun) yang saat ini sedang diperbudak dengan uang. Yakinlah  cinta Allah tak pernah menghiraukan uang. Buat apa kalian lelah dengan uang karena tujuan kalian dicipta bukan untuk uang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar