Jumat, 24 Juni 2011

Materi Modul Junior Smart Camp

REPORTASE
Reportase adalah wawancara. Kalau adek-adek sering lihat di acara berita di televisi pasti tau. Kita menggunakan repotase untuk informasi dari orang lain. Sebagai contoh kakak punya cerita kisah sukses seseorang dengan pekerjaannya. Keren dan sangan menginspirasi!
Namaku Whisnu. Tapi kalau lengkapnya Prof. Dr.Agr.Sc. ,Ir. Whisnu Febry Afrianto. M.sc.,.Panjang ya? Itu karena aku rajin belajar, jadi bisa mendapat beasiswa untuk kuliah ke luar negeri. Tepatnya di Jepang, Korea, dan Jerman. Asyik lo, kalau bisa kuliah diluar negeri.
Umurku saat ini masih 35 tahun. Punya 3 anak dan satu istri. Anakku dua laki-laki, dan satu perempuan. Aku sekarang bekerja di Laboratorium Moleculer, Kyoto, Jepang. Jauh ya? Aku bekerja untuk penelitian di bidang tanaman karena aku memang lulusan pertanian. Sehari-hari aku bekerja di laboratorium dari jam tujuh pagi sampai jam Sembilan malam. Kadang kalau lagi asyik meneliti suka lupa waktu. Akhirnya kadang suka pulang jam dua belas malam. Tapi kalau di Jepang jam segitu masih ramai. Jalanan masih banyak orang yang berlalu lalang.
Aku sering di undang keluar negeri untuk memamerkan hasil penelitianku. Pernah ke Amerika, Inggris, Perancis, Australia, Afrika Selatan, dan Rusia. Seringnya di luar negeri membuat rumahku penuh dengan oleh-oleh dari berbagai macam negara.
Meskipun aku sangat sibuk penelitian. Tapi setiap ada kesempatan aku selalu menyempatkan waktu untuk rekreasi bersama keluarga. Kyoto itu seperti Jogjanya Indonesia. Banyak sekali situs budaya yang bisa dikunjungi. Kyoto memang dikenal sebagai kota budayanya Jepang.
Begitu kurang lebih ceritaku. Kalau aku pulang ke Indonesia. Aku ingin menemui kalian. Aku ingin melihat generasi baru Indonesia. Kalian mungkin seumuran dengan anak keduaku. Doakan bapak ya, agar biarpun jauh, bapak tetap bisa bermanfaat untuk Indonesia.


IMPIAN
Aku selalu ingin bermimpi karena dengan bermimpi aku bisa sukses. Seperti Ikal di flim laskar pelangi yang akhirnya bisa ke Perancis.
Aku punya mimpi, sederhana saja. Aku ingin terbang ke luar Bumi. Entah ke planet mana yang penting keluar dari planet Bumi. Bumi sudah terlalu penuh, banyak polusi, dan sering perang. Aku benci perang. Perang hanya menimbulkan kehilangan. Dan aku tidak suka kehilangan. Makanya aku ingin keluar planet ini. Mungkin di planet baru aku bisa menemukan banyak hal yang tidak ada di bumi. Lebih penting mungkin di planet lain tidak ada perang.
Aku punya mimpi lain kalau mimpi pertamaku tidak tergapai. Aku ingin menjadi bajak laut. Aku suka nonton one piece. Aku ingin seperti Lutfi yang menjelajah lautan. Melihat banyak moster yang besar dan menakutkan. Menjelajah dari satu pulau ke pulau. Bertemu banyak orang. Mengalami banyak peristiwa. Tentu juga tentang mencari harta karun yang tersembunyi di dasar laut.
Mimpiku aneh ya? Aku bosan saja kalau mendengar temanku selalu bercerita kalau cita-citanya ingin menjadi dokter. Di dunia ini kan yang keren dan bermanfaat bukan hanya dokter. Ayahku seorang wartawan juga tetap bisa menolong banyak orang karena menyampaikan berita. Sehingga orang lain bisa mengetahui satu peristiwa demi peristiwa. Ibuku juga bukan  dokter. Ibuku hanya ibu rumah tangga, tapi bagiku ibuku selalu jadi penolongku. Setidaknya kalau aku lapar ibu akan memasakkanku makanan yang enak.
Itu ceritaku, mana ceritamu?


POHON HARAPAN
Ada seorang anak yang selalu menuliskan harapannya, lalu menempelnya pada pohon kertas yang diberinya naman ”POHON HARAPAN”.
Anak itu selalu menulis harapanya. Dia pernah menulis harapannya untuk bisa membeli mainan. Dia menuliskan dan menempel di pohon harapannya. Anak itu mulai menabung. Dari receh ke receh selalu rajin dia masukkan ke dalam celengannya. Setiap ada niatan untuk mengambil uang yang ada di celengan itu. Anak itu melihat pohon harapannya lagi. Anak itu mengurunkan niatnya untuk memecah celengannya. Hari demi hari celengannya semakin berat. Sampai celengannya mulai penuh. Akhirnya anak itu membuka celengan itu karena sudah tidak muat lagi untuk di isi. Setelah dibelikan maianan, bukan hanya satu mainan yang di dapatnya namun lima sekaligus.
Anak itu mulai tumbuh dewasa. Namun anak itu masih dengan kebiasaannya untuk menulis harapannya di pohon harapan. Pernah dia menulis harapannya untuk bisa kuliah di Amerika. Maka setelah menulis harapannya di pohon harapan. Anak itu belajar siang malam. Kadang lupa tidur. Setiap ada perasaan malas menghinggapinya, anak itu melihat pohon harapannya. Sirnah langsung malasnya. Begitu seterusnya. Sampai setelah lulus SMA dia benar-benar mendapatkan apa yang menjadi harapanya, kuliah di Amerika.
Begitulah adik-adik. Harapan adalah pengingat untuk kita pada tujuan yang akan kita gapai. Yah,seperti alarm yang di pasang untuk membangunkan kita tidur.
Ayo sekarang buat pohon harapanmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar