Terima kasih sebelumnya untuk tanggapan dan apresiasi yang besar pada tulisan saya sebelumnya “Pubertas di Bonbin”. Harapan besar agar tulisan saya menyalurkan kemanfaatan, sekalipun hanya gelak tawa. Setidaknya bisa merenggangkan sejenak pikiran.
19 Juni 2011, H-6. Dag-Dug-Dig!
Harus sampai kapan ini menjadi kalimat pembuka. Ini bukan prestasi, bukan pula pembahasan yang menarik. Ini AIB sebenarnya, tapi memang CWC selalu kreatif, termasuk dalam membuat alasan telat!
Kita niatnya di Banyu Sumilir gladi resik buat JSC sama merayakan miladnya Ridwan. Kali ini kita pengennya main kejutan (Rara pasti banyak belajar dari pengalaman). Namun, apa dikata Ridwannya malah nggak ikut. Sakit. Kita akan membahas Ridwan lagi di akhir cerita.
Kita sampai tujuan setelah Fatma salah jalan, ini hobby baru fatma-menyesatkan jalan orang – orang beriman (aku termasuk yang beriman ya!). Lain kali harus diadain pelatihan membaca arah dengan baik dan benar. Di tempat tujuan kita langsung merasa ingin tidur. Hawanya memang hawa tidur siang. Angin semilir, sejuk, pokoknya enak buat tidurlah. Niat itu urun kita lakukan karena memang kita bukan sedang ingin tidur siang.
Kita langsung saja menghambur seenaknya ketempat yang ada tikernya. Berasa tikernya itu memang disediakan buat kita aja. Kita pun juga disuguhi secang anget. Untuk mas Iim yang dusun banget, ini bisa jadi pengalaman berharga karena untuk pertama kalinya mendengar dan meminum langsung secang anget. Diceritakan anak cucu ya mas, kalau dulu dimasa muda pernah minum secang!
Mengutip perkataan Ridwan”kebiasaan CWC adalah motong pembicaraan kalau ada yang ngomong sejak di Bonbin”. Itu pernyataan salah besar. Memang sih anak CWC secara kuantitas mulutnya sama dengan kebanyakan orang, tapi secara kualitas…berrrr! Dan itu sudah sejak zaman dinosaurus. Yah, rapatnyapun berakhir setelah hampir tiga jam. Untuk hasilnya tentu Novi lebih tepat yang menyampaikan.
Satu hal yang saya ingat dari sekian banyak topic bahasan adalah PAGEM (Red. Panggung Gembira) kalau kita akan menjadikan Rara sebagai Fans yang teraniyaya dan Fatma sebagai Nunung (setelah awalnya diusulkan menjadi Melly Goslow feat Andhika untuk menyanyikan lagu butterfly.)
Setelah sholat kita langsung menghubungi Ridwan. Hari ini kan memang hari dia. Akhirnya diputuskan untuk menggerebek asrama di Jakal KM 8 tempat tinggal Ridwan. Songongnya Ridwan tanya “Ada berapa orang yang mau datang?” Dalam hati, naga-naganya bakal ada suguhan yang layak. Ehm…Memang sih layak, gelas dengan nomer (jangan-jangan ditandai Ridwan soalnya takut kita bawa pulang?) plus air putih segar. Layak banget kok.
Aku malah pengen bikin Headline “Akhwat FLP masuk asrama putra Jakal KM 8.”. Makanya aku sibuk mencoba mengabadikan gambar para akhwat itu. Ini berita heboh. Walau kata Ridwan sudah sering sebanrnya, tapi kan yang biasanya jaim. Kalau sekarang yang datang akhwat onar. Kenyataanya waktu disana benar-benar onar. Semoga penghuni asrama tersebut tidak meng-generalisir akhwat FLP. Percayalah tidak semua akhwat FLP seperti akhwat CWC!
Kita makan es krim yang dibeli Fatma dan Rara (Ayo kita belum iuran lo!). Kali ini mas Iim yang dusun itu mendapatkan teman untuk aksi ke-dusun-annya, banyak dari anak CWC yang baru kali itu untuk pertama kalinya makan es krim Vanetta. Ya di CWC memang semua pengalaman akan didapatkan, termasuk pengalaman mencicipi yang begituan (mungkin ditambah pengalaman ngemut permen meledak di mulut juga bisa dimasukkan).
Eh Ridwan dengan baik menanggapi guyonan anak-anak buat nraktir. Kalau aku sih ogah!
Kita akhirnya berlabuh di JHSC (bener nggak?). Tempatnya sepi banget. Kami pembeli satu-satunya dengan kehebohan mewakili seribu konsumen. Akhirnya kita memesan menu sesukanya.
Pas enak-enaknya makan, seekor serangga terayu dengan Fatma. Cuma Fatma. Akhirnya ilmu ke-higeinis-an Fatma pun mencuat (Mentang-mentang rajin membaca jurnal kerupuk. Mata kuliah yang aneh ^^”). Bersama Ridwan, Fatma melabrak managernya-atau apalah sebutanya. Di belakang kita cekikan aja. Pura-pura nggak kenal aja.
Akhirnya kita sampai pada penghujung perjumpaan. Banyak hal yang terjadi yang pasti bisa dikenang. Benarkan? Memang cerita ini telah mengalami banyak sekali sensor adegan yang heboh. Ini tidak lain semata-mata hanya untuk kebaikan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar