Rabu, 25 Agustus 2010

Mendengar Gumaman Tanah Pertanian Dari Yogyakarta

Judul Buku : Gumam Rumpun Selibu
Penulis : Ikhwah Pertanian UGM
Penerbit : QTS Publishing
Tahun Terbit : I, Januari 2010
Tebal : 248 halaman



Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal.
Himpunlah daun-daun yang berhamburan ini.
Hidupkanlah lagi ajaran saling mencintai.
Ajari lagi kami berkhidmat seperti dulu.
(Sir Muhammad Iqbal)

Buku yang bertemakan Dakwah Kampus(DK) tidak banyak. Dua di antaranya yang paling populer di kalangan aktivis dakwah adalah Risalah Manajemen Dakwah Kampus karya FSLDK(UI-ITB) dan Renovasi Dakwah Kampus karya Arya Sandhiyuda. Kedua buku tersebut berisi tentang pengelolaan dakwah kampus. Kini hadir lagi sebuah buku yang berjudul Gumam Rumpun Selibu : Kumpulan Kisah Inspiratif Dari Tanah Pertanian. Namun tidak seperti buku-buku sebelumnya, buku ini tidak secara eksplisit menggambarkan bagaimana dakwah kampus itu, bukan juga menjelaskan strategi mengelola dakwah kampus. buku ini menawarkan sesuatu yang lain yang bisa ditulis tentang dakwah kampus. Buku ini adalah memoar kisah-kisah perjalanan dakwah para aktivis dakwah kampus(ADK) Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta.

Kisah-kisah yang diceritakan beragam. Ada cerita seseorang yang tadinya tidak kenal aktivitas dakwah sama sekali hingga kemudian orang tersebut menjadi salah satu tulang punggung penegak kalimatullah, ada kisah tentang seorang mualaf yang harus berjuang di tengah keluarganya yang berbeda keyakinan dengannya namun dia tetap meyakini pilihannya, bahkan dia kemudian menjadi pemandu Asistensi Agama Islam (AAI/A2I) untuk adik-adik tingkatnya. Buku ini tidak hanya memuat cerita-cerita perjuangan dakwah, tetapi juga mengisahkan cerita-cerita lucu sepanjang perjalanan dakwah itu. Bayangkan ada saja ADK yang di tengah-tengah persiapan sebuah acara dakwah malahan belajar menyetir mobil tetapi kemudian mobil tersebut rusak. Setirnya hanya bisa belok ke kiri tidak bisa ke kanan dikarenakan para ADK tersebut belajar menyetir mobil mengelilingi sebuah gedung dan hanya belok ke kiri. Kisah tersebut diceritakan di bagian “Kembalilah Ke Kanan, Ke Jalan Yang Benar”, lalu ada lagi cerita lucu lainnya yakni kisah tersasarnya beberapa orang ADK ke suatu acara dakwah. Bahkan ada seorang di antara ADK tersebut bukan hanya satu kali tersasar, melainkan juga berkali-kali tersasar, kisahnya bisa dibaca di bagian “Indahnya Tersesat”


Membaca buku ini kita seperti diajak menjadi pelakunya sendiri, kita diajak untuk menjadi sang penulis kisahnya. Bahkan bisa jadi ada yang kisahnya hampir mirip dengan salah satu kisah dalam buku ini. Buku ini menjadikan kita saling mengenal satu sama lain, bagaimana tidak ? bahkan saya yang tidak mengenal satupun dari penulis kisah dalam buku itu seperti diceritakan secara langsung kisah-kisah mereka. Seperti yang dikatakan Sir Muhammad Iqbal : “Walaupun satu keluarga kami tak saling mengenal”, namun melalui buku ini kita berupaya mengenal satu sama lain dan menghimpun daun-daun yang berhamburan ini, kita berusaha menghidupkan lagi ajaran saling mencintai.

Tetapi, tidak ada gading yang tak retak. Beberapa hal yang masih harus disempurnakan dari buku ini adalah yang pertama, memperbaiki pengutipan. Dari awal ketika membaca sampul belakang buku ini terdapat kesalahan mengutip. Seharusnya puisi yang tertera di atas adalah puisinya Muhammad Iqbal bukan puisinya Anis Matta. Lalu, yang kedua adalah cetakan fisiknya yang seperti seadanya, yang ketiga adalah penulisan kisahnya masih terdapat kesalahan-kesalahan pengeditan yang masih mengganggu yang membacanya.

Namun, di luar itu selebihnya buku ini benar-benar memberikan warna baru dalam tema DK. Buku ini sangat menginspirasi para ADK khususnya dan pembaca umumnya untuk kembali bersemangat dalam menegakkan kalimat ALLAH. Bahkan bisa jadi buku ini akan memicu lahirnya kisah-kisah dakwah lain yang kemudian dibukukan dari kampus-kampus di seluruh Indonesia.

*Depok, 27 Mei 2010/13 Jumadil Akhir 1431 H
**penulis resensi adalah mahasiswa FIB UI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar