Selasa, 26 Juli 2011

Mimpi di Buku Bersampul Biota Laut

Saya menemukan satu buku yang lama sekali tertimbun di rak buku. Mungkin sudah hampir tujuh tahun lamanya-sejak saya kelas satu SMA-. Buku yang sampulnya bergambar bioata laut: terumbu karang, rumput laut bergoyang, ikan berwarna-warna. Di halaman paling awal tertulis nama, kelas, Nomer absen, dan motto hidup. Di halaman sampul belakang, ada gambar kartunku yang kubuat mirip dengan Kira Yamato- dulu merasa secakep itu ya?-.Bagai mengambil satu harta karun yang telah lama terpendam. Tangan saya gemetar, hidung saya menutup menghalangi ransang debu, hati saya berdegub bahagia.
Dalam satu halaman saya menulis tentang impiang saya untuk masuk Teknik Kelautan di UGM-baru setelah kelas tiga SMA saya baru di UGM tidak ada jurusan itu-.Saya termasuk orang yang selalu menggambar masa depan, mulai dengan membayangkan akan jadi apa saya? apa impian saya ke depan? seperti apa alur hidup saya? -sekalipun kebanyakan melinting meleset dari sasaran-.
Saya bertanya kenapa dulu dari SMP sampai detik-detik mengisi formulir SNMPTN saya masih setia dengan impian itu? Saya tidak tau pasti. Selain alasan jurusan itu terdengar keren, saya cuma punya alasan konyol bahwa saya ingin menemukan harta karun yang terkubur di laut. Bagi saya ada dua hal yang selalu tampak misterius bagi saya. Pertama, dunia bawah tanah. Kedua, dunia bawah laut.
Dulu saya ingat ketika menggambar ikan dengan bentuk sangat abtrak, dengan warna yang tidak jelas, dengan segala macam keanehan yang lainnya. Guru kesenian SMP saya bilang, “Tidak apa-apa, kita tak pernah sungguh-sungguh tau dalamnya laut seperti apa? Mungkin saja ikan berlampu, mungkin saja ikan berbentu kotak dan berwarna transparan.”
Sejak saat itu ketertarikan saya dengan laut semakin meningkat, saya mulai menambah daftar pertanyaan mengenai ke misteriusan laut, “Benarkah ada bajak laut?”, “Benarkah putri duyung itu nyata?”, “Benarkah ada harta karun di bawah laut sana?”
Saya terus saja bermimpi untuk menguak itu semua saat itu. Salah satu jalan yang terpikir saat itu masuk jurusan Teknik Kelautan. Saya juga sempat ikut kelas berenang, tapi hanya bertahan satu pertemuan. Sekarang, seolah itu hanya impian anak sekolah belaka. Tersimpan rapat di buku bergaris bersampul biota laut. Sekarang hidup saya berubah dari biru menjadi hijau. Dari ikan menjadi tanaman. Bukan karena saya tidak diterima di jurusan Teknik Kelautan, tapi karena memang di saat terakhir saya memutuskan untuk merubah keputusan saya. Saya tidak memilih jurusan Teknik Kelautan dalam pilihan saya. Ada satu, dua alasan yang biarlah menjadi rahasia pribadi.
Saya masih sempat ingin mencoba membangkitkan kembali mimpi tentang dasar laut lagi dengan ingin ikut klub menyelam di universitas. Sayang saya tau, saya kandas di tes yang mewajibkan pesertanya untuk bisa berenang. Tentu sangat logis kalau saya mengurunkan niat saya-dengan penuh kesadaran-ikut klub menyelam karena syarat dasarnya yang meajibkan harus bisa beranang sudah menggugurkan saya. Saya tau diri. Saya bukan kambing yang masuk akan ke dalam sangkar buaya.
Saya kemudian sering hanya memuaskan memandang aquarium dengan gelembung udara menyepul, ikan yang bergerak kesana kemari, dan diorama terumbu karang. Itu cukup.
Saya juga pernah melakukan tiga pelayaran menyebrangi tiga pulau yang berbeda: Bali, Madura, dan Sumatra( Ini prestasi dalam hidup saya). Selalu muncul persaan sama. Setiap berada di kapal dan terombang-ambing oleh ombak, saya masih saja primodial dengan semua mimpi saya. Setelah berada di darat lagi. Mimpi itu memburam lagi. Seperti ombak yang hilang di setelah mencapai tepi daratan.
Buku bersampul biota menyadarkan kalau mimpi masa sekolah saya hanya akan menjadi mimpi kalau saya tidak mewujudkannya. Sekarang saya masih bernafas, belum terlambat untuk mewujudkannya, mengubah dari sekedar impian di buku bergaris menjadi artikel yang saya ulas berdasarkan pengalaman langsung. Ini momentum kesadaran saya bahwa impossible is nothing. Mungkin dengan tidak harus menjadi mahasiswa Teknik Kelautan, atau jurusan apapun yang berhubungan dengan itu. Namun saya percaya selalu ada jalan untuk memulainya. Salah satunya harus bisa berenang! Hah, tentu saja. Setelah itu saya baru bisa mengejar lisensi diving. 

Salah satu impian yang ingin dicapai adalah melihat Giant JellyFish yang terlihat kenyal namun menyengat di Nomura


 nomura27s20jellyfish_1


 
http-::www.pinktentacle.com:images:echizen_kurage_07
http-::davidszondy.com:eph​emeral:Nomura%27s%20jellyf​ish%20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar