PDKT jadi suatu kegiatan yang dinanti bagi anggota FLP. Bukan hanya untuk angkatan baru, tapi angkatan tua pun menanti acara itu. Salah satunya aku. Sebenarnya dihari pertama aku ingin ikut mulai dari awal. Berangkat bersama beberapa panitia dan angkatan baru. Tapi apa daya, hari ini kebetulan aku ada responsi. Ikut agenda sejak awal menjadi suatu hal yang mustahil bagiku.
Tepat jam 15.00 WIB setelah mempersiapkan semua. Karpet, setumpuk kertas buat pelatihan empatik, dan berbagai barang lainnya. Aku berangkat bersama mas iim menuju maskam. Karena kita janjian untuk berangkat bareng denga Mas ashif, fatma dan mbak flo. janjian kumpulnya di maskam, tepat habis ashar. Tapi tepat seperti prediksiku. Aku menjadi orang pertama.
Bosan menunggu lama. Aku menjadi tak sabar lagi. Aku mencoba untuk menelpon Fatma.
“ Fatma dimana dirimu…bla…bla…” panjang, tak henti aku terus berbicara di telepon. Fatma sama sekali tak ku beri kesempatan untuk bicara. Nyrocos.
Ternyata fatma telat karena harus menunggu flo. Terus harus menjemput risma dan ngambil paggangan roti di bunda kun. Walah, terpaksa ngalah. Sedikit berempati tak terlalu merugikan.
Berdua dengan mas iim. Bisa jadi ini alamat menuju kesatu hal. Pertengkaran. Selalu begitu. Kami kan bagai kucing dan anjing atau Tom and Jerry. Selalu ada hal yang bisa diangkat menjadi bahan pertengkaran. Yah bisa ditebak, adegan gontok-gontokan jadi hiasan di saat kami menunggu yang lain yang tak kunjung datang.
Dari kejauhan fatma datang tapi dia datang hanya untuk memberikan helm yang dipinjam Mas Iim. Setelah itu cuma bilang harus menjemput flo kemudian mengambil panggangan roti. OK lah, Kami siap menunggu lagi. Gantian dari kejauhan Mas Ashif datang bersama Mas Hasan. Tak perlu berpikir panjang Mas Iim menginstropeksikan agar Mas Ashif pulang dan mengambil motor buat dipinjem karena kita kekurangan motor untuk berangkat. Mas Ashif dan Fatma cabut. Kami menunggu lagi.
Satu persatu datang, Flo datang dengan risma yang sebelumnya dijemput di MIPA selatan. Kemudian Mas Ashif bersama Mas Hasan datang dengan motor terpisah. Yang terkhir dan paling menyenangkan adalah fatma datang. Berarti kita siap berangkat dan menunggu dianggap berakhir. Alhamdulillah, sudah hampir leleh menunggu nih.
Sampai disana, acaranya sedang teater. Ketinggalan banyak. Tapi aku sudah tak terlalu tertarik menikmatinya. Kuputuskan ke pantai bersama Mas Iim, atas ajakannya juga. Di pantai rasanya apa yang sejak diperjalan kupendam kulampiaskan semuanya di pantai. Aku berusaha agar semua plong. Mas Iim juga melakukan itu. Bernyanyi tak jelas dan tak karuan. Kami menutupnya dengan duet maut lagu Awan dan Ombak. Aku sebagai Yana Yulio dan Mas Iim sebagai Agnes Monica.
Kembali ke asrama langsung Sholat Magrib. Acara demi acara terus belangsung. Tapi aku merasa bosan entah kenapa, aku tak paham. Yang jelas semua tak terlalu menarik perhatianku. Istana Impian yang biasanya menjadi acara yang menarik, malam itu juga jadi tak menarik bagiku. Terasa garing. Gak da gregetnya. Apalagi peserta ikhwannya cuma 7 orang. Dikit baget. Membuat suasana semakin sepi. Hari pertama ku lalui begitu saja. Tak ada yang terlalu istimewa. Semua berakhir begitu saja kubawa tidur. Melelahkan.
Tepat jam 15.00 WIB setelah mempersiapkan semua. Karpet, setumpuk kertas buat pelatihan empatik, dan berbagai barang lainnya. Aku berangkat bersama mas iim menuju maskam. Karena kita janjian untuk berangkat bareng denga Mas ashif, fatma dan mbak flo. janjian kumpulnya di maskam, tepat habis ashar. Tapi tepat seperti prediksiku. Aku menjadi orang pertama.
Bosan menunggu lama. Aku menjadi tak sabar lagi. Aku mencoba untuk menelpon Fatma.
“ Fatma dimana dirimu…bla…bla…” panjang, tak henti aku terus berbicara di telepon. Fatma sama sekali tak ku beri kesempatan untuk bicara. Nyrocos.
Ternyata fatma telat karena harus menunggu flo. Terus harus menjemput risma dan ngambil paggangan roti di bunda kun. Walah, terpaksa ngalah. Sedikit berempati tak terlalu merugikan.
Berdua dengan mas iim. Bisa jadi ini alamat menuju kesatu hal. Pertengkaran. Selalu begitu. Kami kan bagai kucing dan anjing atau Tom and Jerry. Selalu ada hal yang bisa diangkat menjadi bahan pertengkaran. Yah bisa ditebak, adegan gontok-gontokan jadi hiasan di saat kami menunggu yang lain yang tak kunjung datang.
Dari kejauhan fatma datang tapi dia datang hanya untuk memberikan helm yang dipinjam Mas Iim. Setelah itu cuma bilang harus menjemput flo kemudian mengambil panggangan roti. OK lah, Kami siap menunggu lagi. Gantian dari kejauhan Mas Ashif datang bersama Mas Hasan. Tak perlu berpikir panjang Mas Iim menginstropeksikan agar Mas Ashif pulang dan mengambil motor buat dipinjem karena kita kekurangan motor untuk berangkat. Mas Ashif dan Fatma cabut. Kami menunggu lagi.
Satu persatu datang, Flo datang dengan risma yang sebelumnya dijemput di MIPA selatan. Kemudian Mas Ashif bersama Mas Hasan datang dengan motor terpisah. Yang terkhir dan paling menyenangkan adalah fatma datang. Berarti kita siap berangkat dan menunggu dianggap berakhir. Alhamdulillah, sudah hampir leleh menunggu nih.
Sampai disana, acaranya sedang teater. Ketinggalan banyak. Tapi aku sudah tak terlalu tertarik menikmatinya. Kuputuskan ke pantai bersama Mas Iim, atas ajakannya juga. Di pantai rasanya apa yang sejak diperjalan kupendam kulampiaskan semuanya di pantai. Aku berusaha agar semua plong. Mas Iim juga melakukan itu. Bernyanyi tak jelas dan tak karuan. Kami menutupnya dengan duet maut lagu Awan dan Ombak. Aku sebagai Yana Yulio dan Mas Iim sebagai Agnes Monica.
Kembali ke asrama langsung Sholat Magrib. Acara demi acara terus belangsung. Tapi aku merasa bosan entah kenapa, aku tak paham. Yang jelas semua tak terlalu menarik perhatianku. Istana Impian yang biasanya menjadi acara yang menarik, malam itu juga jadi tak menarik bagiku. Terasa garing. Gak da gregetnya. Apalagi peserta ikhwannya cuma 7 orang. Dikit baget. Membuat suasana semakin sepi. Hari pertama ku lalui begitu saja. Tak ada yang terlalu istimewa. Semua berakhir begitu saja kubawa tidur. Melelahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar