Akhirnya hari itu adalah perayaan ulang tahun buat Ana dan Novi. Seperti sebuah tradisi yang harus dilakukan di CWC. Ana menerima kue kami dengan sedikit terkejut-atau dipaksakan terkejut-. Saya mengamati sekilas. Ada yang istimewa. Dan selalu mengesankan setiap ada serimonial ulang tahun. Kalau kita break down kejadian yang terjadi sebagai alur yang urut: kejutan, terkejut, mata membelalak, senyum sumringah yang lepas, kue yang dipotong, memejamkan mata saat berdoa, lalu membagikan kuenya dengan takaran kedekatan.
Sederhana memang. Namun hampir setiap perayaan selalu membuat kita terkejut. Bahkan kadang saat segala sesuatunya sudah kita ketahui, kita tetap saja terpaksa terkejut. Sudah se-linier itukah hidup kita? Hingga hal sepele bisa mengejutkan kita.
Hidup kita memang linier. Mau jujur mengakui atau tidak. Kita terjebak pada rutinitas yang sama dan berulang setiap harinya. Kita masih bisa waras dan sanggup membedakan hari hanya karena jadwal kuliah kita yang berbeda, tayangan televisi yang berbeda, atau penanda tanggal di telepon genggam yang menunjukkan angka tertentu.
Bayangkan jika itu harus terjadi selama umur hidup kita? Lantas parahnya kita menganggap itu biasa karena terbiasa. Bagi saya yang sedikit bermasalah dengan rutinitas selalu berjuang untuk membuat berbeda segala sesuatunya. Seperti Rasul yang mengambil jalan berbeda antara berangkat dan pulang dari masjid. Salah satunya dengan memberi gizi berbeda pada masing – masing indera saya. Bacaan yang berbeda, diskusi yang berbeda, tatap muka dengan orang yang berbeda, dan tempat dituju harus selalu ada yang berbeda.
Perayaan ulang tahun seolah menjadi stimulan yang mudah saat kejutan ulang tahun. Ada yang dibangkitkan dalam hidup kita yaitu perasaan tidak biasa. Sesuatu yang jarang kita dapatkan, yang mungkin hanya setahun sekali kita dapatkan. Dan itu membuatnya sakral. Selama ini kita tidak mengiba, tapi kita selalu berharap ada yang merayakannya.
Lalu tentang ekspresi yang muncul bagi saya adalah ekspresi dalam diri yang sudah menyibak segala topeng. Ungkapan tak bersyarat yang luhur. Senyum yang mencuat, mata yang membelalak terkejut, hati yang tersentuh, hingga mungkin saja air mata yang luruh.
Seorang sufi pernah mengatakan jika kita melakukan dengan hati, maka hati jugalah yang akan meresponnya. Seperti permainan gayung bersambut. Kebahagiannya yang terjadi saat prosesi ulang tahun menjerat semuanya untuk merasakan aura kebahagiaan yang sama.
Ada harapan sekaligus kecemasan. Pergantian umur seolah seperti berada di tapal persimpangan tiga elemen waktu: masa kemarin, masa kini, dan masa esok. Masa kemarin dengan banyak kenangan yang tergores yang datang dan menghilang. Masa kini dengan ancang-ancang. Masa esok dengan segala tantangan yang akan kita lalui. Saya mengibaratkan ketiga elemen waktu ini sebagai sebuah pengembara yang hendak mengembara. Kemarin sebagai persiapan. Sekarang sebagai jeda. Esok sebagai ketidakpastian jalan apa yang harus dilalui.
Salamat ulang tahun Novi dan Ana. Percayalah apa yang saya bicarakan tidak hanya bisa muncul dengan perayaan mewah, kue besar, jumlah tamu yang banyak. Bahkan sepotong donatpun akan membuat kesan yang sama atau lebih baik jika dilumeri dengan cinta.
24112011, 7:59 AM
Bangun kesiangan,
yang memberi kesempatan saya untuk membolos kuliah.
Alhamdulillah.
Kalian merayakan ulang tahunku_yang berarti juga merayakan kebaikan yang pernah kulakukan selama 20 tahun_(PD bgt, emang kebaikannya yg mana aja sih? ^^V), aku senang karena itu slh 1 bentuk apresiasi & perhatian kalian.
BalasHapusTapi sedih juga karena perayaan ulang tahun juga berarti merayakan kematian yg kian dekat. Entahlah, ini bisa disebut sedih karena akan berpisah dg dunia atau senang akan bertemu ALLAH?
Dan sedihnya.. Dak ada yang inget ulangtahunku...
BalasHapusHmm... Seperti makin terasa marginal di CWC...