Sejujurnya aku tak terlalu mengenalnya, begitu sebaliknya. Satu hal yang membuatku menyukainya adalah dia mirip dengan kacamataku yang hilang. Dari banyak hal. Baik fisik maupun non fisik. Kenangan dengan kacamata jadi teringat kembali. Dan aku menyukainya.
Kemarin aku menjenguknya di JIH. Dia sakit Thypus. Aku menjenguknya malam hari. Bahkan terlalu malam. Sebenarnya tak enak juga menganggu waktu istirahatnya. Sudah gitu aku dan temanku tak mebawa secuilpun makanan. Dasar!
Aku melihatnya tergolek lemah di kasur. Ruangannya memang mewah, fasilitasnya lengkap. Tapi apa gunanya itu bagi orang sakit? Tak ada! Dia hanya merasakan sakit. Aku tak tega melihatnya.
Ketika dia tertidur aku mengamatinya. Mengamatinya dalam-dalam. Mengamati setiap bagian tubuhnya. Aku merasakan seperti abu bakar yang menemani di detik -detik akhir hidup rasulullah. Melihatnya begitu lemas, membuatku tak tega. Aku seperti melihat sosok lain yang selama ini terlihat semangat.
Aku juga melihat setiap tetes infuse yang masuk kedalam tubunya. Aku semakin tak tega. Aku harus akui, aku tak menyukai jabatannya sebagai ketua BEM. Bagiku jabatan itu hanya jabatan yang tak penting dan sekedar politik serta kekuasaan belaka. Tapi melihatnya dalam keadaan seperti itu, membuatku sedikit simpatik. Seolah ada tanggung jawab dan beban yang masih mengganjal dalam dirinya. sakitnya membuat dia tak bisa menjalankannya.
Ah sudahlah, biarkan aku mengenalnya lebih dalam lagi. Memahaminya lagi. Semoga lekas sembuh sahabatku!
* Marcelino=bukan nama asli
10 Maret 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar