Hari kemarin adalah hari padat merayap. Kadang suka sesek juga. Satu belum selesai, satunya belum kesentuh. Untungnya kemarin ketemu banyak orang. KetemuAna yang menemani dari siang sampai malam Dari jam sepuluh siang sampai jam sepuluh malam.
Ketemu Atna, Ketemu Fatma-he? Kok semua berakhiran “a”?-
Aku jadi lebih mengenal mereka. Fatma pengecualian. Kalau Fatma sudah kukenal baik buruknya. Dalam luarnya.
Baik ku gambarkan rangkuman tentang mereka yang kulihat kemarin:
Ana
Kesepian teman paling setia
Kesendirian tak henti menyapa
Hidup adalah cinta
Cinta adalah setia
Cinta adalah lara
Lara yang terus menganga
Pangeran sempurna berada sangat dekat
Tapi tak mungkin lekat
Kekasih pujaan hanya sahabat
Dalam sekerat
Kesetiaan…
Penantian…
Atna
Segala ada
Segala nyata
Itu bukan fana
Teman itu laksana yoyo berputar
Sejauh apapun kita melempar
Benangnya tertarik juga ketangan kita
Tak akan sanggup pergi jauh
Pengabdian itu keharusan
Perjuangan itu keikhlasan
Fatma
Kupu malam yang terang disaat gelap
Hinggap di remang
Redup tanpa cahaya
Semakin dekat semakin kuat sinarnya
Menebar keirian
Menyemai kecemburuan
Meredupkah terangmu?
Ronda di siskampling Pondok Cabe benar-benar membuatku merasa berbunga-bunga. ku tak tau obrolan tentang cinta,jatuh cinta dan patah hati. Tapi setidaknya aku pernah “merasa” mengalaminya.
Ketawa itu memang teman setia menangis. Aku merasa kuat setelah kemarin. Sayangnya kemarin ada akhir. Padahal aku tak ingin berakhir. Masih ingin terus bercerita hingga malam lelah menemani. Membicarakan apa saja. Menghina siapa saja. Menertawakan diri sendiri. Merutuki kebodohan masa lalu.
Pakai XL juga ya?
Februari 2011